Salah satu scene yang menegangkan dalam "Poltergeist". |
Oke, penulis memang belum menonton "Poltergeist" versi sebelumnya. Tapi tak masalah. Karena "Poltergeist" versi 2015 ini memang film remake. Tak ada hubungannya dengan film sebelumnya. Jadi rada aman jika kalian--terlebih untuk penggemar film horor--untuk menontonnya. Walaupun untuk urusan takut-menakuti, "Poltergeist" versi 2015 ini tak terlalu. Minim jumpscare. Tapi tak sedikit adegan-adegan yang cukup menegangkan.
Film ini bercerita tentang sebuah keluarga yang pindah ke sebuah rumah. Karena belinya dari agen yang lebih sering hanya menceritakan yang baik-baik saja, tak satupun--termasuk kepala keluarganya--yang menyadari bahwa rumah itu berhantu. Malah tanah di mana rumah itu dibangun juga dulu bekas pemakaman. Bergidik? Penulis pun merasakan hal yang sama dengan tokoh-tokohnya. Beli barang mahal-mahal, eh tahunya punya record yang jelek. Ampun, Beby JKT48!!!!!
Namun sudah terlambat. Lebih nasi menjadi bubur lagi karena anak bungsu keluarga itu menghilang; tak jelas rimbanya di mana. Tapi akhirnya mereka sadar bahwa si bungsu itu dibawa ke dunia lain oleh arwah-arwah gentayangan demi bisa mencapai cahaya.
Awalnya yang menjadi keanehan dari rumah itu, anak nomor dua mereka. Namanya Griffin. Anak cowok ini memiliki kepekaan luar biasa dengan kehadiran makhluk halus. Tapi namanya juga anak-anak. Orang dewasa sering menyepelekannya. Dikiranya Griffin ini anak yang penakut--yang bahkan lebih payah daripada si bungsu, Madison. Padahal Griffin ini benar. Dari awal, keluarga Bowen itu harusnya sudah pindah. Tapi segala cerita Griffin hanya dianggap sebagai kelakar belaka. Angin lalu saja.
Bahkan sampai akhirnya Madison pertama hilang, sang ayah masih tetap sulit memercayai bahwa yang menculik gadis kecil itu makhluk halus. Atau lebih tepatnya poltergeist alias roh-roh jahat yang memang memiliki niat untuk mengganggu manusia. Tapi lambat laun, sang ayah mulai percaya. Ia pun memanggil semacam tim cenayang untuk mengatasi problem dunia gaib tersebut. Nah sejak di situlah, film ini mulai menegangkan. Ada bumbu komedi pula. Plus walau ada dua tokoh anak kecil, kadang penulis juga heran, mengapa harus ada bumbu seksnya segala? Please deh, itu bukan contoh yang bagus.
Sepertinya tim cenayang itu kurang memiliki kemampuan yang mumpuni. Atau mungkin karena memang tak ada satu pun dari mereka bertiga yang kemampuan indra keenamnya berjalan dengan sempurna. Di mata penulis, mereka itu lebih mirip sebagai sekelompok ilmuwan bodoh yang berusaha menganalisis lebih mendalam fenomena-fenomena gaib, lalu berusaha dijabarkan dengan segala teori duniawi. Mereka memerangi roh-roh gaib dengan bantuan teknologi. Herannya lagi, ini kali kesekian film horor Barat di mana penulis melihat kecenderungan orang-orang sana untuk tak melibatkan Tuhan dan/atau pelayan-pelayan Tuhan. Alhasil terlihat sekali di film ini betapa manusia sangat menomorsatukan kekuatannya sendiri. Poltergeist-poltergeist itu dikalahkan dengan kekuatan sendiri.
Tapi sudahlah, abaikan saja bagian yang itu. :p
Selanjutnya karena merasa tak bisa menangani serangan para poltergeist, tim cenayang mendatangkan sang pakar yang sering muncul di acara-acara televisi dengan kalimatnya yang terkenal: "...rumah ini sudah dibersihkan..." Tak diceritakan bagaimana bisa orang setenar Carrigan Burke mau datang membantu tanpa menagih biaya. Namun di scene-scene selanjutnya, paham sudah mengapa. Ternyata Carrigan ini mantan suami dari tim cenayang tersebut. Mungkin mau membantu gratis karena mantan istri yang memanggil; dan Carrigan masih ada rasa sebetulnya. Mungkin lho, hahaha.
Semenjak kedatangan Carrigan Burke, film ini makin menegangkan. Semakin seru saja. Kalian tahu, ketegangannya itu seperti menonton serial film "Tomb Raider" atau "Resident Evil". Persis seperti itulah. Makanya dari awal penulis bilang unsur horor "Poltergeist" ini kurang terasa. Penampakan hantu yang datang mendadak itu juga kurang. Benar-benar minim jumpscare. Malah untuk ending-nya sendiri, setelah dipikir-pikir lagi, opini teman si penulis memang benar. Berlebihan!
Walaupun demikian, tetap saja penulis tak sesadis IMDb atau Rotten Tomatoes. Menurut penulis, "Poltergeist" versi 2015 tetap cukup layak ditonton. Story line, mengecualikan versi sebelumnya, cukup menarik. Efek musik lumayan. Efek visualnya pun sama. Dan, asalkan dilakukan untuk adegan-adegan tertentu, efek spesial dalam film bakal menjadi sempurna.
RATE: 75 / 100
Genre: Horor
Produksi: Working Title Films
Distributor: 21th Century Fox
Produser: Roy Lee, Sam Raimi, Robert G. Tapert
Sutradara: Gil Kenan
Pemain: Sam Rockwell, Rosemarie DeWitt, Jared Harris, Jane Adams
Pemain: Sam Rockwell, Rosemarie DeWitt, Jared Harris, Jane Adams
Bahasa: Inggris
Durasi: 93 menit
Tanggal Rilis: 22 Mei 2015
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar dengan bahasa yang sopan! Komentar-komentar yang bermuatan negatif akan dihapus.