Bagaimana cara kalian menikmati sebuah makanan? Tentu saja tiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Mau bagaimana DEP SEDEP-nya sebuah steak ala hotel bintang lima, kalau orang itu tidak menikmati dan kurang sreg, yah steak itu akan jadi tidak enak buat yang bersangkutan. Bagiku secara pribadi, cara menikmati sebuah makanan itu sangat penting. Itulah, menurutku, yang semakin menambah cita rasa sebuah makanan; jadi bukan di cara penyajian atau bahan-bahan masakannya.
Ada yang kalau makan tahu, harus pakai cabe rawit dulu. Ada yang kalau makan mi instan, kalau tidak pakai telur, baginya rasanya hambar. Ada yang kalau makan mi ayam, harus pakai garpu, padahal yang ada sumpit (aslinya tidak bisa pakai sumpit). Ada yang hobi makan nasi goreng pakai tangan. Belum lagi, ada yang kalau makan ayam goreng ala KFC, kulit ayamnya dimakan belakangan, berhubung dia memegang prinsip 'save the best for the last'. Dan, masih banyak lainnya cara orang menikmati sebuah makanan, yang tidak harus dihakimi hanya karena caranya rada nyentrik dan eksentrik.
Ada yang kalau makan tahu, harus pakai cabe rawit dulu. Ada yang kalau makan mi instan, kalau tidak pakai telur, baginya rasanya hambar. Ada yang kalau makan mi ayam, harus pakai garpu, padahal yang ada sumpit (aslinya tidak bisa pakai sumpit). Ada yang hobi makan nasi goreng pakai tangan. Belum lagi, ada yang kalau makan ayam goreng ala KFC, kulit ayamnya dimakan belakangan, berhubung dia memegang prinsip 'save the best for the last'. Dan, masih banyak lainnya cara orang menikmati sebuah makanan, yang tidak harus dihakimi hanya karena caranya rada nyentrik dan eksentrik.
Nah, aku pun sama. Aku memiliki kebiasaan makan yang unik. Salah satunya dalam hal menikmati sajian kuliner yang katanya berasal dari China Daratan. Biasanya tiap beli bakso, aku selalu mencari yang namanya sambal racikan. Kalau makan di tempat, tak peduli diamati banyak orang, sambal racikannya aku taruh di sendok, terus baksonya kutusuk pakai garpu, lalu kucocorkan ke sambal racikannya. Sudah berlangsung sejak kecil, sih. Aku sangat menikmati cara makan bakso seperti itu. DEP SEDEP-nya suatu bakso itu sangat terasa sekali jika cara makannya seperti itu.
Tak hanya untuk bakso juga, untuk kebanyakan sajian serba daging-dagingan, bagiku akan sangat lebih DEP SEDEP lagi jika ada teman sambal buat dicelupkan. Rasanya, kalau tak ada sambal racikan, untukku pribadi, sangatlah kurang DEP SEDEP. Mau di rumah makan atau restoran apapun, makan tanpa sambal jika sajiannya daging-dagingan, akan terasa kurang. Seperti ada yang hilang saja.
Terus, kalau lagi makan bakso, aku sangat tidak suka sama yang namanya gajih. Atau untuk sebagian orang disebutnya tetelan. Jangan tanya kenapa, aku tidak suka saja. Pas di mulut, rasanya sangat tidak nyaman makan gajih itu. Mungkin banyak yang suka, namun aku tidak begitu suka gajih atau tetelan itu.
Bersambung...
* Tulisan ini disponsori secara terselubung oleh "Mie Ayam & Bakso Pak Kumis Cabang Terminal Bekasi" yang berjualan di samping Gereja St. Arnoldus Janssen, Bekasi (biasa disebut sebagai Sanarsi).
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar dengan bahasa yang sopan! Komentar-komentar yang bermuatan negatif akan dihapus.