Pertama kali tahu brand "Mister Baso" itu waktu aku kuliah semester pertama. Waktu itu aku diajak teman-teman kuliahku untuk hang-out ke Plaza Semanggi (itu juga salah satu rumah makan/restoran pertama yang aku kunjungi buat makan bersama teman-teman). Defri, Nandes, dan Kevin lalu berinisiatif untuk mengajak kita semua (ada Fega, Ucha, Laura, Wanda, Yoan, Ana, dan Yohana) makan siang di "Mister Baso" yang waktu itu masih ada di lantai 3A (tak jauh dari lift utamanya). Tempatnya kecil, namun lumayan nyaman buat dijadikan tempat hang-out. Murah-murah. Cocoklah dijadikan tempat makan bagi para mahasiswa.
Kelebihan "Mister Baso" itu pada daging baksonya. Itu yang membedakannya dari para kompetitornya. Walaupun demikian, jujur saja, aku malah lebih menggemari menu selain bakso. Haha. Lucu? Banget!
Beberapa kali mampir ke sana, aku selalu memesan mi ayam rica-rica yang sangat pedas, tapi tetap DEP SEDEP. Aku sangat ketagihan dengan mi ayam rica-rica-nya "Mister Baso". Selain itu, mi ayam jamur-nya "Mister Baso" sangat layak dicicipi.
Di sabtu siang barusan, aku kembali memesan mi ayam rica-rica dari "Mister Baso". Masih tetap DEP SEDEP. Porsinya pun sama. Kelemahannya, yah memang di situ. "Mister Baso" agak pelit soal takaran porsi. Lezatnya dibatasi. Hu-uh! -_-"
Tapi tetap segala yang berbau mi ayam di "Mister Baso" memang merekalah juara utamanya (walau katanya mereka rajanya bakso). Kalian harus mencicipinya. Harganya juga tak terlalu mahal. Memang ada kenaikan sejak terakhir beli di tahun 2009, namun masih terjangkau, kok.
Anyway, tadi aku cuma pesan mi ayam rica-rica-nya "Mister Baso" dari GrabFood. Dari salah satu gerainya yang ada di Balekota. Tapi kayaknya rata-rata tampilan gerai "Mister Baso", menurutku, yah selalu sama. Haha. Meskipun aku tetap penasaran dengan dalamnya mal Balekota.
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar dengan bahasa yang sopan! Komentar-komentar yang bermuatan negatif akan dihapus.